PAWITRA KOMUNIKA : Jurnal Komunikasi dan Sosial Humaniora http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/pawitrakomunika <p><strong>PAWITRA KOMUNIKA: Jurnal Komunikasi dan Sosial Humaniora</strong>&nbsp;adalah jurnal yang diterbitkan oleh program studi ilmu komunikasi Universitas Islam Majapahit secara periodik pada bulan Juni dan Desember. <strong>PAWITRA KOMUNIKA: Jurnal Komunikasi dan Sosial Humaniora</strong> memuat tulisan hasil penelitian, tinjauan teoritik/konseptual, serta&nbsp;kajian kritis menyangkut fenomena komunikasi&nbsp;dalam dunia jurnalistik, hubungan masyarakat,&nbsp;<em>Coorporate Social responsibility (CSR),</em>&nbsp;media massa konvensional, media baru dan sosial humaniora. Tujuan penerbitan&nbsp;<strong>PAWITRA KOMUNIKA: Jurnal Komunikasi dan Sosial Humaniora</strong>&nbsp;antara lain untuk memasyarakatkan ilmu komunikasi dan bagi kepentingan pembangunan bangsa. Sasaran penyebarannya ditujukan kepada akademisi, para peneliti, litkayasa, para praktisi bidang komunikasi, bidang sosial humaniora dan masyarakat umum.</p> en-US matsnaalmuna@gmail.com (Masnia Ningsih) tututsinggihsugiantoro@gmail.com (Tutut Singgih Sugiantoro) Thu, 29 Dec 2022 21:51:17 -0500 OJS 3.2.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Understanding The Problems of Handling Sexual Violence in Higher Education http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/pawitrakomunika/article/view/2406 <p><em>On August 31, 2021 the Ministry of Research, Technology, Education and Culture (Kemristekdikbud) issued Ministerial Regulation No. 30 of 2022 which regulates the prevention and handling of sexual violence in higher education settings in Indonesia. This policy is a new hope for tertiary institutions, which are known as institutions with the highest rates of sexual violence compared to educational institutions at other levels (TK-SMA). In reality on the ground, one year after the Minister of Education and Culture was passed, there are many dynamics and obstacles faced by campuses in enforcing the rules. This paper is intended as a study that will be able to unravel the roots of sexual violence in tertiary institutions and how to deal with it, so that it can be a contribution of thought for one year's evaluation after Permendikbud No. 30 of 2021 is enacted. This research uses case study method. Data were obtained through in-depth interviews, documents, and field observations during September 2022. The results showed that Permendikbud No 30/2021 was not effective enough in resolving cases of sexual violence that occurred, due to several obstacles. In this study, it was found that there were at least 2 obstacles, namely the misogynistic culture which is still deeply rooted in the campus environment. Second, power relations and weak bargaining values.</em></p> Putri Aisyiyah Rachma Dewi Copyright (c) 2023 PAWITRA KOMUNIKA : Jurnal Komunikasi dan Sosial Humaniora http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/pawitrakomunika/article/view/2406 Tue, 14 Feb 2023 00:00:00 -0500 NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISI “NGALAS” SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HUTAN DI WILAYAH SARADAN MADIUN http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/pawitrakomunika/article/view/2546 <p>Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun geografis dalam arti luas, dan lebih menekankan pada tempat dan lokalitas. Pengertian Kearifan lokal merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan lingkungan hidup, masyarakat serta dalam pengaturan bernegara. Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku di dalam tata kehidupan masyarakat yang bertujuan untuk melindungi sekaligus mengelola lingkungan hidup secara lestari. Tradisi ngalas adalah tradisi yang berlaku di sekitar masyarakat yang tinggal di tepian Hutan. Tradis “ ngalas” di masyarakat tepian hutan wilayah Saradan Madiun sudah terjadi secara turun temurun. Tradisi yang unika secara sadar maupun tidak sadar ternyata bertujuan untuk menjaga kelestarian hutan mengingat sebagian besar masyarakat selau bersentuhan dengan hutan tersebut. Penelitian ini mempunyai dua tujuan yaitu: (a) Untuk mengetahui nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi “ngalas” sebagai upaya pelestarian lingkungan hutan di Wilayah Saradan, (b)Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi “ngalas” sebagai upaya pelestarian lingkungan hutan di Wilayah Saradan. Penelitian ini memakai metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan sebuah rumusan tentang fingsi Kearifan lokal tradisi “ngalas” yakni; Sebagai penanda identitas sebuah komunitas, Elemen perekat (aspek kohesif) lintas warga, lintas agama dan kepercayaan, Kearifan lokal akan mengubah pola pikir dan hubungan timbal balik individu dan kelompok dengan meletakkannya di atas common ground/ kebudayaan yang dimiliki, Kearifan lokal dapat berfungsi mendorong terbangunnya kebersamaan, apresiasi sekaligus sebagai sebuah mekanisme bersama untuk menepis berbagai kemungkinan yang meredusir, bahkan merusak, solidaritas komunal, yang dipercayai berasal dan tumbuh di atas kesadaran bersama, dari sebuah komunitas terintegrasi.</p> Moch.Ichdah Asyarin Hayau Lailin, Amilul Nofa Latansyah Copyright (c) 2023 PAWITRA KOMUNIKA : Jurnal Komunikasi dan Sosial Humaniora http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/pawitrakomunika/article/view/2546 Sun, 26 Feb 2023 00:00:00 -0500 REPRESENTASI PROSES INTERAKSI SOSIAL DALAM FILM AIR MATA DI LADANG TEBU (STUDI ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE) http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/pawitrakomunika/article/view/2328 <p>Penelitian ini adalah sebuah analisis yang dilakukan pada film “Air Mata di Ladang Tebu”. Alasan peneliti menganalisis filmuAiryMatayidiuiLadang Tebu adalah karena film ini mengangkat sejarah politik, filmuiniidibuatyiberdasarkanuiperistiwauikepulangan tahananipolitikidiiPulauiBuru. Yang dimana tidak ada satupun solusi secara hukum, dalamikonteksinegara, perihaliperistiwaiitu (tahananiPulauiBuru). Film iniimecoba untukumerekonstruksiikembaliibagaimana seharusnya menyikapiidanimelakukan rekonsiliasiiterhadapitahanan politik. Seperti merekaiyang pernahidibuangidi Pulau Buru. AdaurekomendasiidariuKomnasiHAM tentang rekonsiliasi. Tapiikitaitidak pernahimengerti bagaimanairekonsiliasiiitu harus dijalankan. Pulau Buru baru ditempati oleh tahanan politik PKI pada tahun 1969, setelah sebelumnya ditahan di Nusa Kambangan. Mereka dibuang ke Pulau Buru lantaran Nusa Kambangan tak sanggup menampung ribuan tahanan politik. Selain karena penjara yang sempit, alasan pembuangan tersebut juga didasari oleh program pemerintah, yakni keputusan Presiden Soeharto No.16 Tahun 1969. Representasi proses interaksi sosial dalam film Air Mata di Ladang Tebu menggunakanumetodeukualitatif danuanalisis semiotika CharlesiSandersiPierce sebagaiupendekatannya. Hasil penelitian representasi makna dalam film Air Mata di Ladang Tebu menghasilkan cerita yang membentuk sebuah realitas yang dikonstruksi terkait sebuah situasi yang dihadapi seorang tahanan politik sekembalinya tokoh tersebut ke kampung halamannya. Dalam situasi tersebut, juga terkandung contoh perilaku yang ditunjukkan oleh sahabat dari tokoh utama yang bersikap hangat dan menerima kepulangan tokoh utama di desanya dengan tangan terbuka. Sejarah singkat yang melatarbelakangi kisah dalam film ini dan kondisi tokoh utamanya merupakan “<em>Framing” </em>atau proses pembingkaian yang dibentuk oleh penulis dan sutradara, sehingga penonton dapat menyerap dan memaknai pengaruh yang muncul dari salah satu peristiwa penting dalam sejarah di Indonesia.</p> Ferry Indra, Rakhmad Saiful Ramadhani Copyright (c) 2022 PAWITRA KOMUNIKA : Jurnal Komunikasi dan Sosial Humaniora http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/pawitrakomunika/article/view/2328 Thu, 29 Dec 2022 00:00:00 -0500 ALOKASI DANA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KABUPATEN MOJOKERTO http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/pawitrakomunika/article/view/2545 <p>Alokasi Dana Desa sangat menentukan suatu perencanan atau program- program yang ada disekitar masyarakat, keberhasilan suatu program juga tidak lepas dari adanya Alokasi Dana Desa agar bisa berjalan dengan baik, keikutsertaan masyarakat akan sangat dibutuhkan dalam perencanaan atau program, agar suatu kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan tentunya berjalan dengan lancar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Alokasi Dana Desa dalam pembangunan pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan infrastruktur (fisik) di Desa Watesprojo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Teori yang digunakan yaitu Teori Partisipasi dari Yadav yang berisi tentang 1.) partisipasi dalam Pembuatan Keputusan, 2.) Partisipasi dalam Pelaksanaan Kegiatan, 3.) Partisipasi dalam Pemantauan dan Evaluasi, 4.) Partisipasi dalam Pemanfaatan Hasil. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Pemilihan informan penelitian ini dengan cara purposive sampling, yaitu 6 orang. Hasil penelitian ini adalah 1.) Tingkat Alokasi Dana Desa dilihat dari pembuatan keputusan tergolong Rendah, karena masyarakat hanya di ikutkan di tahap perencanaan Aspirasi Masyarakat saja yang tergabung dengan musyawarah Dusun. Selanjutnya di musyawarah Desa masyarakat tidak dilibatkan hanya usulannya saja yang memang dari masyarakat.2.) Tingkat Alokasi Dana Desa dilihat dari pelaksanaan kegiatan pembangunan tergolong baik, karena masyarakat juga ikut andil dalam pelaksanaan pembangunannya baik yang disumbangkan berupa tenaga ahli tukang maupun berupa harta benda (konsumsi makanan). 3.) Tingkat Alokasi Dana Desa dilihat dari pemantauan pembangunan infrastruktur tergolong Sedang, Karena masyarakat hanya dapat mengkritik secara lisan tidak berupa tulisan kepada LPM Desa yang ada di Desa Watersprojo.</p> Dian Wijaya, Andika Kurniawan Copyright (c) 2023 PAWITRA KOMUNIKA : Jurnal Komunikasi dan Sosial Humaniora http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/pawitrakomunika/article/view/2545 Sun, 26 Feb 2023 00:00:00 -0500 CONTENT MODERATORS IN RELATION TO IMPROVING THE MARKETPLACE IMAGE http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/pawitrakomunika/article/view/2548 <p><em>A positive image is absolutely essential for a business company in the era of communication, so various innovations and creativity are needed by companies in an effort to gain sympathy and trust or trust from the public. One of the forms of business carried out by the Marketplace is by cooperating with a content moderation company, where the function of limiting or filtering content is to assist Marketplace companies in dealing with an increasingly critical society or public where they expect the fulfillment of accurate and of course positive information services. who can convince themselves (the public) and not cause doubts when transacting on the Marketplace. Using a descriptive analysis method, this study examines content moderators in terms of enhancing the image of the Marketplace. The achievement of a positive Marketplace company image when connected with the activities of content moderators will appear in the increase in the number of users of certain Marketplace services as evidence that the public places more trust and gains comfort and security when making transactions in it. The end result of achieving a positive image is the existence and sustainability of Marketplace companies in the long term.</em></p> Masnia Ningsih, Ratnaningrum Zusyana Dewi Copyright (c) 2023 PAWITRA KOMUNIKA : Jurnal Komunikasi dan Sosial Humaniora http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/pawitrakomunika/article/view/2548 Sun, 26 Feb 2023 00:00:00 -0500