Page 1 of 8
Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
ISSN 2621-9050 (Print), Volume 3 Nomor 1 Juni 2020, ISSN 2621-9042 (Online)
15
ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM BUKU BACAAN
“LEGENDA CERITA RAKYAT NUSANTARA”
Asti Nur Pratiwi, Aninditya Sri Nugraheni
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
email: nurpratiwiasti@gmail.com, anin.suka@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan tindak tutur yang terdapat dalam
penulisaan buku bacaan “Legenda Cerita Rakyat Nusantara”, (2) menjelaskan makna tindak tutur
yang terdapat dalam buku bacaan tersebut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif. Untuk menganalisis data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu tahap membaca,
mengidentifikasi, mengkategori, mendeskripsi, dan menyimpulkan. Data bersumber dari buku
bacaan “Legenda Cerita Rakyat Nusantara” karya Cahaya Fadilah yang diterbitkan oleh Pustaka
Anak Bangsa. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) tindak tutur
yang terdapat dalam buku bacaan “Legenda Cerita Rakyat Nusantara” adalah tindak tutur lokusi,
ilokusi, dan perlokusi, (2) tindak tutur yang terdapat dalam buku bacaan tersebut bermakna untuk
memohon/berdoa, menyatakan, memutuskan, memerintah, dan mengajak.
Kata kunci: tindak tutur, buku bacaan
Abstract
This mini research aims to: (1) describe speech acts contained in the writing of the
book "Legenda Cerita Rakyat Nusantara", (2) explain the meaning of speech acts contained in
the reading book. This mini research uses descriptive qualitative research type. To analyze the
data through several stages, namely the stage of reading, identifying, categorizing, describing,
and concluding. Data sourced from the book reading "Legenda Cerita Rakyat Nusantara" by
Cahaya Fadilah published by Pustaka Anak Bangsa. The results obtained from this mini
research are as follows: (1) the speech acts contained in the reading book "Legenda Cerita
Rakyat Nusantara" are localized acts of speech, illocution and perlocution, (2) the speech acts
contained in the reading book are meaningful for ask / pray, declare, decide, rule, and invite.
Keywords: speech acts, readings books
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan suatu bagian
paling utama dalam berkomunikasi. Tanpa
adanya bahasa, komunikasi tidak akan
berjalan sebagaimana mestinya, dan manusia
akan sulit untuk berkomunikasi atau
berinteraksi dengan sesama. Adanya bahasa
membuat maksud dari sebuah perkataan
dapat tersampaikan dengan baik. Keraf
(2004) menyatakan bahwa bahasa
merupakan penyalur maksud yang akan
disampaikan seseorang.
Page 2 of 8
Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
ISSN 2621-9050 (Print), Volume 3 Nomor 1 Juni 2020, ISSN 2621-9042 (Online)
16
Bahasa sangat berperan penting
dalam dunia sastra (Yuliarti, Rustono, dan
Agus Nuryatin, 2015: 79). Bahasa memiliki
pengaruh besar dalam dunia sastra karena di
dalam sastra terdapat begitu banyak bahasa
lain yang dapat kita pelajari dari sana.
Bahasa dalam sastra terkadang mengandung
arti yang sangat luas. Bahkan satu
kalimatpun bisa ditafsirkan dengan beberapa
penafsiran. Di dalam ilmu pragmatik bahasa
dapat digunakan untuk mengetahui apa yang
dikatakan penutur kepada lawan tutur
supaya informasi dapat tersampaikan dengan
benar. Penutur adalah seseorang yang
memberikan suatu informasi yang akan
disampaikan kepada lawan tutur, sedangkan
lawan tutur merupakan penerima atau yang
mendapatkan informasi dari penutur.
Seorang penutur bebas menggunakan bahasa
yang akan digunakan untuk menyampaikan
suatu informasi. Penutur juga bebas memilih
kosa kata yang akan digunakan untuk
penyampaian informasi. Dengan tujuan
supaya lawan tutur mudah menerima dan
memahami informasi tersebut dengan jelas.
Yule (1996: 82) menjelaskan
bahwa tindak tutur merupakan tindakan- tindakan yang disampaikan melalui
perkataan. Ada 3 jenis tindak tutur dalam
kajian pragmatik, yaitu lokusi, ilokusi, dan
perlokusi. Nadar, (2009:14) mengatakan
bahwa tindak tutur Lokusi adalah tindak
tutur yang memiliki maksud hanya untuk
menyatakan sesuatu. Misal: tangannya ada
dua, tumbuhan mempunyai daun, gajah
mempunyai belalai. Ada tiga bagian dalam
tindak tutur Lokusi, yaitu: pernyataan
(deklaratif), perintah (imperatif), dan
pertanyaan (interogatif).
Wijana, (1996:18) mengatakan
bahwa tindak tutur Ilokusi adalah suatu
tindak yang mempunyai maksud sebenarnya
dari sebuah perkataan atau ujaran, seperti
berjanji, menyatakan, atau memerintah.
Tindak tutur ilokusi memiliki 5 bentuk
yaitu: (1) Asertif, yaitu tindak tutur yang
mengikat kebenaran yang disampaikan.
Seperti: memberitahukan, menuntut,
membanggakan. (2) Direktif, yaitu penutur
meminta supaya lawan tutur mengerjakan
apa yang telah diminta oleh penutur. Seperti:
meminta, memerintah, memohon,
menasehati. (3) Komisif, yaitu penutur
terlibat didalam tuturannya. Seperti :
berjanji, bersumpah, menawarkan. (4)
Ekspresif, berfungsi untuk menyatakan atau
mengapresiasi suatu keadaan. Seperti:
mengucapkan terima kasih, memuji,
meminta maaf, memberikan selamat.
berbelasungkawa. (5) Deklaratif,
bermaksud memberikan informasi terbaru.
Seperti: menyerahkan diri, memecat,
Page 3 of 8
Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
ISSN 2621-9050 (Print), Volume 3 Nomor 1 Juni 2020, ISSN 2621-9042 (Online)
17
mengangkat, membebaskan, menamai,
menentukan, menunjuk.
Tindak tutur Perlokusi adalah
tindak tutur yang membuat orang lain
terpengaruh, bisa mengakibatkan orang
marah, senang sedih. (Erna, 2016: 161).
Prosa merupakan bentuk dari suatu karya
sastra yang di dalamnya terdapat tindak
tutur. Contoh dari prosa adalah dongeng atau
cerita. Dalam buku bacaan “Legenda Cerita
Rakyat Nusantara” karya Cahaya Fadilah
yang akan diteliti ini di dalamnya terdapat
beberapa cerita dan dongeng. Di dalamnya
tentu terdapat beberapa tindak tutur yang
dibahas pada Bab Pembahasan.
METODE
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan
kualitatif sangat menekankan pada hasil asli
dari suatu data yang diteliti (Arikunto, 2006:
16). Penelitian ini menggunakan sumber
data dari sebuah buku bacaan yang berjudul
“Legenda Cerita Rakyat Nusantara” karya
Cahaya Fadilah. Buku bacaan ini diterbitkan
oleh Pustaka Anak Bangsa pada tahun 2019.
Buku ini berisi 128 halaman yang di
dalamnya terdapat kumpulan-kumpulan
cerita dan dongeng dari Nusantara.
Terdapat beberapa langkah yang
dilakukan untuk pengumpulan data.
Pertama, dengan membaca buku bacaan
“Legenda Cerita Rakyat Nusantara” dengan
cermat dan teliti supaya dapat memahami isi
dari cerita. Kedua, mengidentifikasi tindak
tutur yang terdapat dalam bacaan tersebut.
Ketiga, mengkategorikan tindak tutur yang
ada dalam bacaan tersebut kedalam tiga
tindak tutur. Keempat, mendeskripsikan dan
menjelaskan maksud dari tindak tutur.
Kelima, pengambilan kesimpulan dari apa
yang telah didapatkan dari penelitian
mengenai tindak tutur pada buku bacaan
tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disampaikan hasil
penelitian dari menganalisis data yang
didapatkan dari buku bacaan “Legenda
Cerita Rakyat Nusantara” yang di dalamnya
terdapat kumpulan cerita dan dongeng. Hasil
penelitian yang ditemukan berupa tindak
tutur lokusi, ilokusi, perlokusi, serta makna
dari tindak tutur yang terdapat di dalam
buku bacaan tersebut. Makna dari tindak
tutur yang dimaksud adalah makna untuk
memohon/berdoa, menyatakan,
memutuskan, memerintah, dan mengajak.
1. Tindak Tutur Lokusi
Tindak tutur Lokusi yang
ditemukan dalam cerita Si Malin Kundang
adalah sebagai berikut :