File: 167-177.docx
Suspicions on the Internet: 23.08%
Percentage of text with expressions found on the internet
Suspicions confirmed: 0%
Confirmed the existence of the sentences in the URLs found
Analyzed text: 75.44%
Percentage of text effectively analyzed (short phrases, special characters, broken text are not parsed).
Analysis success: 100%
Percentage of successful searches, indicates the quality of the analysis, bigger is better.
EFISIENSI BIAYA DAN PENJADWALAN
PROYEK REHABILITASI PUSKESMAS RAWAT INAP PESANGGRAHAN, KUTOREJO, MOJOKERTO
Nurdiana. FI
Universitas Islam Majapahir
nurdiana.fitri0278@gmail.com
Abstract
Control is one of the functions of project management which aims to ensure that work can achieve its goals without many deviations. The relationship between direct costs and indirect costs to time has a tendency to be the opposite. If the project implementation time is accelerated it will result in an increase in direct costs but in the indirect costs there will be a decrease. The results of the analysis using the cost control method and the integrated schedule (earned value concept) for the implementation of the Pesanggrahan Inpatient Puskesmas Rehabilitation Project in Kutorejo Subdistrict, Mojokerto Regency on the project implementation performance in terms of cost shows that the implementation of the project has benefited, this is indicated by the CV indicator (cost variant ) has a positive value of Rp. 60,475,147 or the performance index value (CPI) = 1.07> 1. While the aspect of the project implementation schedule is experiencing delays as indicated by the SV indicator (schedule variance) is negative Rp. -102,477,511 Or SPI schedule performance index = 0.90 <1. Project performance when reporting is running well, profits will be obtained because the funds spent are still under the planned budget. A positive ETC value of Rp. 9,773,374 While from the aspect of schedule, the implementation experienced a slight delay from the specified schedule, it can be seen from the August EAS of 90 days, so that the September EAS was above 90 days.
Keywords: control, cost, profit
Abstrak
Pengendalian merupakan salah satu fungsi dari manajemen proyek yang bertujuan agar pekerjaan-pekerjaan dapat berjalan mencapai sasaran tanpa banyak penyimpangan. Hubungan biaya langsung dan biaya tak langsung terhadap waktu memiliki kecenderungan bertolak belakang. Jika waktu pelaksanaan proyek dipercepat akan mengakibatkan peningkatan biaya langsung tetapi pada biaya tak langsung terjadi penurunan. Hasil analisis dengan menggunakan metode pengendalian biaya dan jadwal terpadu (earned value concept) pelaksanaan proyek Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Pesanggrahan Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto pada kinerja pelaksanaan proyek dari aspek biaya menunjukkan bahwa pelaksanaan proyek ini memperoleh keuntungan, hal ini ditunjukkan dari indikator CV (cost varian) bernilai positif Rp. 60.475.147 atau nilai indeks kinerja (CPI) = 1,07 > 1. Sedangkan dari aspek jadwal pelaksanaan proyek mengalami keterlambatan yang ditunjukkan oleh indicator SV (schedule varians) bernilai negative Rp. -102.477.511 Atau indeks kinerja jadwal SPI = 0,90 < 1. Kinerja proyek pada saat pelaporan berjalan dengan baik, keuntungan akan di dapat karena dana yang dikeluarkan masih dibawah perencanaan anggaran yang dibuat. Nilai ETC positif sebesar Rp. 9.773.374 Sedangkan dari aspek jadwal, pelaksanaan mengalami sedikit keterlambatan dari jadwal yang ditetapkan, bisa dilihat dari EAS bulan Agustus 90 hari, sehingga EAS bulan September diatas 90 hari.
Kata Kunci: pengendalian, biaya, laba
PENDAHULUAN
Laba salah satu variabel prioritas yang akan ditargetkan oleh pelaku usaha. Didalam perkembangannya metode untuk meningkatkan capaian hasil usaha terkhusus pada variabel laba semakin beragam, beberapa diantaranya memfokuskan pada efisiensi biaya (TC) dan maksimum pendapatan (TR). Yang lebih khusus lagi, fokus efisiensi biaya lebih kepada pengendalian biaya usaha serta pengendalian waktu pengerjaan produk. Dunia konstruksi erat dengan kehidupan manusia karena setiap usaha penyediaan bangunan, tempat tinggal, tempat pendidikan, sarana publik seperti pasar, rumah sakit, jalan raya atau yang lainnya pelaksananya adalah dari dunia konstruksi. Istilah pekerjaan pada dunia konstruksi, sering disebut sebagai proyek. Untuk lebih mengoptimalkan capaian dari pengerjaan suatu proyek, perlu adanya pengendalian proyek. Secara teoritis, pengendalian proyek adalah suatu usaha sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dengan standar, dan mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran (Soeharto, 1997).
Pada proyek konstruksi, jenis biaya dibedakan menjadi dua yaitu biaya langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost). (Soeharto, 1997). Biaya langsung adalah semua biaya yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan. Biaya-biaya yang dikelompokkan dalam biaya langsung adalah biaya bahan/material, biaya pekerja/upah dan biaya peralatan (equipment). Biaya tak langsung adalah semua biaya proyek yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi di lapangan tetapi biaya ini harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tak langsung adalah biaya overhead, biaya tak terduga (contigencies), keuntungan, pajak dan lainnya. Hubungan biaya langsung dan biaya tak langsung terhadap waktu memiliki kecendrungan bertolak belakang. Jika waktu pelaksanaan proyek dipercepat akan mengakibatkan peningkatan biaya langsung tetapi pada biaya tidak langsung terjadi penurunan. Berdasarkan gambaran diatas pengendalian waktu dan biaya perlu dilakukan secara terpadu atau terintegrasi. Metode pengendalian biaya dan waktu terpadu ini dikenal dengan Konsep Nilai Hasil (Earned Value). Pentingnya pengendalian biaya dan jadwal pengerjaan proyek akan sangat menentukan hasil akhir suatu proyek, laba ataukah rugi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Efisiensi biaya dan pengendalian jadwal pada proyek Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Pesanggrahan Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, analisis dilakukan dengan mengolah data berdasarkan persamaan yang terdapat pada earned value concept. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa Rencana Anggaran Belanja (RAB), laporan keuangan proyek serta schedule pengerjaan proyek. Sumber data berasal dari dokumen pengerjaan proyek oleh CV. Pilar Mas Mukti Mojokerto. Analisis data dilakukan dengan tahapan penghitungan :
Anggaran Biaya Menurut Jadwal (Planned Value)
Perhitungan Anggaran Menurut Jadwal/ PV/ (BCWS) didapat dengan merencanakan seluruh aktifitas proyek berdasarkan metode konstruksi yang terpilih disajikan pada tabel 3.1
PV (planned value) = RAB x bobot per minggu
Biaya aktual (Actual Cost)
Pengeluaran biaya aktual pekerjaan (Actual Cost) sampai saat pelaporan didapat dari laporan keuangan proyek. Data terkait Actual Cost sesuai dengan penggunaan dana proyek selama tahapan yang telah direncanakan oleh perusahaan.
Nilai Hasil (Earned Value)
Nilai hasil (Earned Value) adalah hasil yang didapat berdasarakan pekerjaan yang telah terselesaikan dianggarkan dari pekerjaan yang telah diselesaikan. Nilai hasil dihitung berdasarkan prosentase bobot yang didapat dikalikan dengan total anggaran (nilai kontrak).
Nilai hasil yang didapat sampai saat pelaporan yang disajikan pada Tabel 3.4
EV = RAB Bobot per minggu komulatif
IndikatorIndikator Konsep Nilai Hasil
Melalui ketiga indikator PV, AC dan EV kini dapat dihitung berbagai faktor yang menunjukkan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek, seperti :
a. Varians Biaya (CV) dan Varians Jadwal (SV).
b. Memantau perubahan varians terhadap angka standar.
c. Indeks produktifitas dan kinerja.
d. Prakiraan biaya penyelesaian proyek.
CV (Cost Varian)
Varians Biaya adalah membandingkan nilai hasil dari anggaran yang telah dialokasikan dengan biaya aktual yang terjadi untuk suatu pekerjaan, dalam persamaan matematika dinyatakan sebagai
CV = BCWP ACWP
Angka negatif varians biaya menunjukkan bahwa biaya aktual lebih tinggi daripada anggaran (cost overrun), angka nol menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai dengan biaya yang dianggarkan dan angka positif menunjukkan biaya yang terjadi dibawah anggaran (cost underrun).
SV (Scheduled Varians)
Varians Jadwal adalah membandingkan nilai hasil dari anggaran yang telah dialokasikan dengan rencana anggaran. Varians ini dapat dirubah bentuknya menjadi nilai uang dari pekerjaan, sehingga semua varians dapat dinotasikan dalam bentuk yang sama. Persamaannya adalah :
SV = BCWP BCWS
Angka negatif pada varians jadwal berarti terlambat, angka nol berarti sesuai dengan jadwal dan nilai positif berarti lebih cepat daripada rencana.
Berikut disajikan persamaan CV (Cost Varian)
CV (cost varians) = EV AC
Keterangan:
CV (Cost Varian) = biaya varians
EV (Earned Value) = nilai hasil
AC (Actual Cost) = biaya aktual
Berikut disajikan persamaan SV (Scheduled Varians)
SV (Schedule varians) = EV PV
Keterangan:
SV (Schedule Varian) = varians jadwal
EV (Earned Value) = nilai hasil
PV (Planned Value) = anggaran menurut jadwal
Kinerja Proyek Saat Pelaporan.
Pengelola proyek seringkali ingin mengetahui penggunaan sumber daya, yang dapat dinyatakan sebagai indeks kinerja, indeks kinerja ini terdiri dari indeks kinerja biaya (Cost Performance Index=CPI) dan indeks kinerja jadwal (Schedule Performance Index=SPI).
Indeks kinerja biaya (CPI)= EV/AC atau CPI= BCWP/ACWP
Indeks kinerja jadwal (SPI)= EV/PPV atau SPI= BCWP/BCWS
Dengan kriteria indeks kinerja (performance index);
Indeks kinerja < 1, berarti pengeluaran lebih besar daripada anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama jadi jadwal yang direncanakan. Bila anggaran dan jadwal sudah dibuat secara relistis, maka berarti ada yang tidak benar dalam pelaksanaan kegiatan.
Indeks kinerja > 1, maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana.
Indeks kinerja makin besar perbedaannya dari angka 1, maka makin besar penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran. Bahkan bila didapat angka yang terlalu tinggi berarti prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik, perlu pengkajian lebih dalam apakah mungkin perencanaannya atau anggaran yang justru tidak relistis.
Berikut disajikan persamaan CPI (Cost Performance Index)
CPI (Cost Performance Index) = EV / AC
Keterangan:
CPI (Cost Performance Index) = Indeks kinerja biaya
EV (Erned Value) = nilai hasil
AC (Actual Cost) = biaya aktual
Berikut disajikan persamaan SPI (Schedule Performance Index)
SPI (Schedule Performance Index) = EV / PV
Keterangan:
SPI (Schedule Performance Index) = Indeks kinerja jadwal
EV (earned value) = nilai hasil
PV (planned value) = anggaran menurut biaya
Proyeksi pengeluaran biaya dan jangka waktu penyelesaian proyek.
Membuat prakiraan biaya atau jadwal penyelesaian proyek yang didasarkan atas hasil analisa indikator yang diperoleh, akan memberikan petunjuk besarnya prakiraan biaya pada akhir proyek (Estimate At Completion, EAC). Angka prakiraan ini tidak dapat memberikan jawaban yang tepat karena didasarkan atas berbagai asumsi, meskipun demikian prakiraan biaya akhir sangat bermanfaat dalam memberikan peringatan dini mengenal hal-hal yang akan terjadi bila kecenderungan yang ada pada saat ini tidak mengalami perubahan.
Bila kinerja biaya pada pekerjaan tersisa dianggap tetap seperti pada saat pelaporan maka prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa (Estimate To Completion, ETC) adalah sama besar dengan anggaran pekerjaan tersisa dibagi dengan indeks kinerja biaya, atau dalam persamaan :
ETC = (BCWS BCWP) / CPI
Dengan demikian prakiraan biaya pada akhir proyek adalah sama dengan jumlah biaya aktual ditambah prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa
EAC = ACWP + ETC
Sedangkan perkiraan waktu penyelesaian seluruh pekerjaan:
Sisa waktu :
ETS = (sisa waktu) / SPI
EAS = waktu selesai + ETS
Keterangan:
ETS (Estimate Temporary Cost) = perkiraan waktu untuk pekerjaan tersisa
EAS (Estimate All Schedule) = perkiraan total waktu proyek
Berikut disajikan persamaan ETC (Estimate Temporary Cost)
ETC (Estimate Temporary Cost) = (BAC-BCWP) / CPI
Keterangan:
ETC (Estimate Temporary Cost) = perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa
BAC(budget at completion)= Anggaran proyek keseluruhan
BCWP (budgeted cost of work performed) = Nilai hasil yang telah selesai
CPI (Cost Performance Index) = Indeks kinerja biaya
Berikut disajikan persamaan EAC (Estimate All Cost)
EAC (Estimate All Cost) = ACWP + ETC
Keterangan:
EAC (Estimate All Cost) = perkiraan total biaya akhir proyek
ACWP (Actual Cost Of Work Performed)= jumlah biaya aktual yang telah dilaksanakan
ETC (Estimate Temporary Cost) = perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa dengan memperhitungkan dana yang telah digunakan dalam pengerjaan proyek.
ETS (Estimate Temporary Schedule)
ETS (Estimate Temporary Schedule) = (sisa waktu) / SPI
Keterangan:
ETS (Estimate Temporary Schedule) = perkiraan waktu untuk pekerjaan tersisa
SPI (Schedule Performance Index) = Perbandingan antara penyelesaian pekerjaan di lapangan dengan rencana kerja.
EAS (Estimate All Schedule)
EAS (estimate all schedule) = waktu selesai + ETS
Keterangan:
EAS (estimate all schedule) = perkiraan total waktu proyek
ETS (Estimate Temporary Schedule) = perkiraan waktu untuk pekerjaan tersisa
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pelaksana Jasa Kontruksi
CV. Pilar Mas Mukti (CV.PMM) merupakan perusahaan kontraktor yang bergerak dibidang konstruksi bangunan, dengan Bapak Danang Wijanarko ST sebagai Direktur. Perusahaan konstruksi ini beralamat di Jl. Garuda No. 29 Brongkol, Desa Banjaragung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto. Pada awal mula perusahaan ini didirikan pekerjaan yang diperoleh masih sebatas pengadaan barang di lingkungan Kabupaten Mojokerto, setelah kurang lebih 3 tahun dari awal didirikan, barulah CV. PMM mulai mengikuti lelang atau tender pekerjaan jasa konstruksi dengan lebih fokus pada pekerjaan konstruksi di lingkungan pemerintah khususnya pekerjaan yang di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Salah satu pekerjaan yang dikerjakan oleh CV. PMM adalah Pembangunan Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Pesanggrahan Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto
Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin meningkatnya kemajuan teknologi, CV. PPM semakin berkembang dalam pelayanannya. Dengan pengalaman kerja dan kesatuan tim sumber daya manusia yang cukup handal, dibawah pimpinan Bapak Danang Wijanarko, ST perusahaan konstruksi ini dapat menyelesaikan proyek dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui ketepatan dalam segi kualitas, waktu penyelesaian pekerjaan, maupun biaya.
2. Analisis Biaya Proyek
Berikut disajikan analisisi Rencana Anggaran Biaya proyek Pembangunan Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Pesanggrahan Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto dengan Earned value method
Anggaran Biaya Menurut Jadwal (Planned Value)
PV (planned value) = RAB x bobot per minggu
Data persamaan PV (Planned Value)
Bulan
RAB
bobot per bulan
Nilai PV
Nilai PV Komulatif
Mei
1,031,999,100
19.33%
199,485,426
199,485,426
Juni
1,031,999,100
41.29%
426,112,428
625,597,854
Juli
1,031,999,100
31.24%
322,396,519
947,994,373
Agust
1,031,999,100
8.14%
84,004,727
1,031,999,100
Biaya aktual (Actual Cost)
Pengeluaran biaya aktual pekerjaan (Actual Cost) sampai saat pelaporan didapat dari laporan keuangan proyek perusahaan
Tabel 3.2
Biaya Aktual (Actual Cost)
Bulan Ke
Bulan
Actual Cost
Per Bulan
Komulatif
1
Mei
223,531,005
223,531,005
2
Juni
359,032,487
582,563,492
3
Juli
449,435,608
808,468,095
4
Agustus
419,610,834
869,046,442
Nilai Hasil (Earne Value)
Nilai hasil (Earned Value) adalah hasil yang didapat berdasarakan pekerjaan yang telah terselesaikan. Nilai hasil dihitung berdasarkan prosentase bobot yang didapat dikalikan dengan total anggaran (nilai kontrak).
EV = RAB Bobot per minggu komulatif
Persamaan 3.2
Tabel 3.3
Biaya Nilai Hasil (Earned Value)
Bulan
RAB
Bobot per minggu komulatif
Earned Value
Mei
1,031,999,100
23.43%
241,797,389
Juni
1,031,999,100
59.45%
613,523,465
Juli
1,031,999,100
85.67%
884,113,629
Agust
1,031,999,100
90.07%
929,521,589
IndikatorIndikator Konsep Nilai Hasil
Melalui ketiga indikator PV, AC dan EV kini dapat dihitung berbagai faktor yang menunjukkan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek, seperti :
a. Varians Biaya (CV) dan Varians Jadwal (SV).
b. Memantau perubahan varians terhadap angka standar.
c. Indeks produktifitas dan kinerja.
d. Prakiraan biaya penyelesaian proyek.
CV (Cost Varian)
Varians Biaya adalah membandingkan nilai hasil dari anggaran yang telah dialokasikan dengan biaya aktual yang terjadi untuk suatu pekerjaan, dalam persamaan matematika dinyatakan sebagai
CV = BCWP ACWP
Angka negatif varians biaya menunjukkan bahwa biaya aktual lebih tinggi daripada anggaran (cost overrun), angka nol menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai dengan biaya yang dianggarkan dan angka positif menunjukkan biaya yang terjadi dibawah anggaran (cost underrun).
SV (Scheduled Varians)
Varians Jadwal adalah membandingkan nilai hasil dari anggaran yang telah dialokasikan dengan rencana anggaran. Varians ini dapat dirubah bentuknya menjadi nilai uang dari pekerjaan, sehingga semua varians dapat dinotasikan dalam bentuk yang sama. Persamaannya adalah :
SV = BCWP BCWS
Angka negatif pada varians jadwal berarti terlambat, angka nol berarti sesuai dengan jadwal dan nilai positif berarti lebih cepat daripada rencana.
Berikut disajikan persamaan CV (Cost Varian)
CV (cost varians) = EV AC
CV (Cost Varian)
Bulan
EV
AC
CV
Mei
241,797,389
223,531,005
18,266,384
Juni
613,523,465
582,563,492
30,959,973
Juli
884,113,629
808,468,095
75,645,534
Agust
929,521,589
869,046,442
60,475,147
Berikut disajikan persamaan SV (Scheduled Varians)
SV (Schedule varians) = EV PV
SV (Schedule varians)
Bulan
EV
PV
SV
Mei
241,797,389
199,485,426
42,311,963
Juni
613,523,465
625,597,854
-12,074,389
Juli
884,113,629
947,994,373
-63,880,744
Agust
929,521,589
1,031,999,100
-102,477,511
Kinerja Proyek Saat Pelaporan.
Pengelola proyek seringkali ingin mengetahui penggunaan sumber daya, yang dapat dinyatakan sebagai indeks kinerja, yang terdiri dari indeks kinerja biaya (Cost Performance Index=CPI) dan indeks kinerja jadwal (Schedule Performance Index=SPI).
Indeks kinerja biaya (CPI)= EV/AC atau CPI= BCWP/ACWP
Indeks kinerja jadwal (SPI)= EV/PPV atau SPI= BCWP/BCWS
Dengan kriteria indeks kinerja (performance index);
Indeks kinerja < 1, berarti pengeluaran lebih besar daripada anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Bila anggaran dan jadwal sudah dibuat secara relistis, maka berarti ada yang tidak benar dalam pelaksanaan kegiatan.
Indeks kinerja > 1, maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana.
Indeks kinerja makin besar perbedaannya dari angka 1, maka makin besar penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran. Bahkan bila didapat angka yang terlalu tinggi berarti prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik, perlu pengkajian lebih dalam apakah mungkin perencanaannya atau anggaran yang justru tidak relistis.
Berikut disajikan persamaan CPI (Cost Performance Index)
CPI (Cost Performance Index) = EV / AC
Tabel 3.6
CPI (Cost Performance Index)
Bulan
EV
AC
CPI
Mei
241,797,389
223,531,005
1.08
Juni
613,523,465
582,563,492
1.05
Juli
884,113,629
808,468,095
1.09
Agust
929,521,589
869,046,442
1.07
Berikut disajikan persamaan SPI (Schedule Performance Index)
SPI (Schedule Performance Index) = EV / PV
SPI (Schedule Performance Index)
Bulan
EV
PV
SPI
Mei
241,797,389
199,485,426
1.21
Juni
613,523,465
625,597,854
0.98
Juli
884,113,629
947,994,373
0.93
Agust
929,521,589
1,031,999,100
0.90
Status proyek saat pelaporan pada bulan Agustus menunjukkan kinerja proyek positif, hal ini ditunjukan pada data :
CV (Cost Varians) yang bernilai positif sebesar Rp. 60.475.147
selisih nilai hasil (EV) dengan biaya actual yang dikeluarkan (AC).
Kinerja proyek dari aspek biaya ini bisa juga dilihat dari nilai indeks kinerja biaya (CPI) = 1,07 > 1
Sedangkan dari Aspek jadwal pelaksanaan pada pelaporan bulan Agustus mengalami keterlambatan hal ini ditunjukan oleh :
SV (Scheduled Varian) yang bernilai negatif (Rp. -102,477,511)
selisih nilai hasil (EV) dengan anggaran yang dijadwalkan (PV).
Kinerja proyek bisa juga dilihat dari Indeks Kinerja Jadwal (SPI) yang nilainya sebesar 0,90 < 1.
Proyeksi pengeluaran biaya dan jangka waktu penyelesaian proyek.
Membuat prakiraan biaya atau jadwal penyelesaian proyek yang didasarkan atas hasil analisa indikator yang diperoleh, akan memberikan petunjuk besarnya prakiraan biaya pada akhir proyek (Estimate At Completion, EAC). Angka prakiraan ini tidak dapat memberikan jawaban yang tepat karena didasarkan atas berbagai asumsi, meskipun demikian prakiraan biaya akhir sangat bermanfaat dalam memberikan peringatan dini mengenal hal-hal yang akan terjadi bila kecenderungan yang ada pada saat ini tidak mengalami perubahan.
Bila kinerja biaya pada pekerjaan tersisa dianggap tetap seperti pada saat pelaporan maka prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa (Estimate To Completion, ETC) adalah sama besar dengan anggaran pekerjaan tersisa dibagi dengan indeks kinerja biaya, atau dalam persamaan :
ETC = (BCWS BCWP) / CPI
Dengan demikian prakiraan biaya pada akhir proyek adalah sama dengan jumlah biaya aktual ditambah prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa, atau
EAC = ACWP + ETC
Sedangkan perkiraan waktu penyelesaian seluruh pekerjaan:
Sisa waktu :
ETS = (sisa waktu) / SPI
EAS = waktu selesai + ETS
Keterangan:
ETS (Estimate Temporary Schedule) = perkiraan waktu untuk pekerjaan tersisa
EAS (Estimate All Schedule) = perkiraan total waktu proyek
Berikut disajikan persamaan ETC (Estimate Temporary Cost)
ETC (Estimate Temporary Cost) = (BAC-BCWP) / CPI
Keterangan:
ETC (Estimate Temporary Cost) = perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa
BAC(budget at completion)= Anggaran proyek keseluruhan
BCWP (budgeted cost of work performed) = Nilai hasil yang telah selesai
CPI (Cost Performance Index) = Indeks kinerja biaya
Tabel 3.14
ETC (Estimate Temporary Cost)
Bulan
BAC = RAB
BCWP = EV
CPI
ETC =
(BAC-BCWP) / CPI
Mei
1,031,999,100
241,797,389
1.08
731,668,250.93
Juni
1,031,999,100
613,523,465
1.05
398,548,223.81
Juli
1,031,999,100
884,113,629
1.09
135,674,744.04
Agust
1,031,999,100
929,521,589
1.07
95,773,374.77
EAC (Estimate All Cost)
EAC = ACWP + ETC
Tabel 3.14
ETC (Estimate Temporary Cost)
Bulan
ACWP = AC
ETC
EAC =
ACWP + ETC
Mei
223,531,005
731,668,250.93
955,199,255.93
Juni
582,563,492
398,548,223.81
981,111,715.81
Juli
808,468,095
135,674,744.04
944,142,839.04
Agust
869,046,442
95,773,374.77
964,819,816.77
Penghitungan ETS (Estimate Temporary Schedule)
ETS = (sisa waktu) / SPI
ETS (Estimate Temporary Schedule) = perkiraan waktu untuk pekerjaan tersisa
SPI (Schedule Performance Index) = Indeks jadwal kinerja
Bulan
Sisa waktu
SPI
ETS
Mei
67
1.21
55.37
Juni
39
0.98
39.80
Juli
11
0.93
11.83
Agust
0
0.90
0.00
Penghitungan EAS (Estimate All Schedule)
EAS = waktu selesai + ETS
EAS (Estimate All Schedule) = perkiraan total waktu proyek
ETS (Estimate Temporary Schedule) = perkiraan waktu untuk pekerjaan tersisa
Bulan
Waktu selesai
ETS
(pembulatan)
EAS
Mei
23
55
78
Juni
51
40
91
Juli
79
12
91
Agust
90
0
90
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil analisis dengan menggunakan metode pengendalian biaya dan jadwal terpadu (earned value concept) pelaksanaan proyek Rehabilitasi Puskesmas Rawat Inap Pesanggrahan Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto pada kinerja pelaksanaan proyek dari aspek biaya menunjukkan bahwa pelaksanaan proyek ini menunjukkan memperoleh keuntungan, hal ini ditunjukkan dari indikator CV (cost varian) bernilai positif Rp. 60.475.147 atau nilai indeks kinerja (CPI) = 1,07 > 1. Sedangkan dari aspek jadwal pelaksanaan proyek mengalami keterlambatan yang ditunjukkan oleh indicator SV (schedule varians) bernilai negative Rp. -102.477.511 Atau indeks kinerja jadwal SPI = 0,90 < 1
Kinerja proyek pada saat pelaporan berjalan dengan baik, keuntungan akan di dapat karena anggaran yang dikeluarkan masih dibawah perencanaan anggaran yang dibuat. Nilai ETC positif sebesar Rp. 9.773.374
Sedangkan dari aspek jadwal, pelaksanaan mengalami sedikit keterlambatan dari jadwal yang ditetapkan, bisa dilihat dari EAS bulan Agustus 90 hari, sehingga EAS bulan September diatas 90 hari
Saran
Masukan untuk beberapa unsur adalah :
Bagi instansi pemerintah, Dinas Pekerjaan Umum
Agar dapatnya memberikan schedule penjadwalan yang lebih detail untuk menghindari keterlambatan penyerahan proyek, karena setiap keterlambatan ada konsekuensi denda yang harus dibayar oleh rekanan
Bagi Pelaksana Jasa Konstruksi
Pelaksana jasa konstruksi sebaiknya lebih cermat dalam mengatur penjadwalan waktu pengerjaan proyek untuk menghindari denda keterlambatan penyerahan pekerjaan
DAFTAR RUJUKAN
Nugraha, P., Natan, I., dan Sutjipto, R. 1985. Manajemen Konstruksi 1, 2, Kartika Yuda, Surabaya
Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional,
Rahman,Irfanur. 2010. Earned Value Analysis Terhadap Biaya pada Proyek Pembangunan Gedung. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
4507693-275968
Prive;Volume2, Nomor2, September 2019
http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/prive
PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Warning:It is not recommended to use percentages for plagiarism measurement, the displayed values are only statistical data. Only a manual review can affirm plagiarism. Click here to know more.
Legend:▲ Url validated, confirmed the existence of the text in the url indicated.
Unanalyzed sentence
Expression without suspected plagiarism
Few occurrences on the Internet
Some occurrences on the Internet
Many occurrences on the Internet