KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA TUNARUNGU AKTIF DAN BERPRESTASI NASIONAL (STUDI KASUS DI SLB AISYIYAH KRIAN)

Authors

  • Yusuf Noer Ichsan Ilmu Komunikasi Fisip-Universitas Islam Majapahit
  • Ratnaningrum Zusyana Dewi Ilmu Komunikasi Fisip-Universitas Islam Majapahit
  • Fatihatul Lailiyah Ilmu Komunikasi Fisip-Universitas Islam Majapahit

Keywords:

Siswa Tunarungu, Komunikasi interpersonal, Studi kasus, motivasi, Pola

Abstract

Komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan, karena dengan berkomunikasi kita dapat bertukar ide serta memberikan semangat satu sama lain. Akan tetapi, ada beberapa individu yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik karena memiliki ketidakmampuan untuk mendengar atau disebut tunarungu. Individu yang menderita tunarungu tentu kesulitan untuk memahami apa yang dikatakan orang lain, namun ada siswa tunarungu yang aktif dan mampu memiliki prestasi di tingkat nasional. Siswa tersebut bernama Lailatul Risma Sholichah, yang pada tahun 2016 lalu menjuarai perlombaan poster tingkat nasional. Selain itu, dia juga merupakan siswa yang aktif di kelas serta sering mengikuti perlombaan lainnya. Penelitian ini akan membahas bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh siswa tunarungu berprestasi tersebut dengan orang-orang terdekatnya termasuk guru, teman sebaya, orang tua, saudara kandung dan saudara ipar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang menggunakan metodeĀ  pendekatan studi kasus. Tipe dari penelitian ini adalah penelitian eksploratif yaitu untuk menjelaskan secara mendalam mengenai komunikasi interpersonal siswa tersebut dengan guru dan teman di sekolah serta keluarganya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa komunikasi interpersonal dengan orang-orang sekitar cukup bagus memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan belajar dan motivasi bagi Lailatul Risma Sholichah sampai akhirnya menjadi siswa berprestasi. Peran guru di sekolah adalah sebagai pendidik sekaligus sebagai motivator. Peran teman sebaya adalah sebagai motivator sekaligus peredam saat ada masalah yang timbul dalam hubungan pertemanan mereka. Peran orang tua dirumah adalah sebagai pendidik sekaligus pendukung dalam kegiatan yang diiikuti oleh siswa. Peran saudara kandung adalah sebagai pendidik sekaligus kontrol terhadap aktivitas yang dilakukan oleh subjek, sedangkan peran saudara ipar adalah sebagai penengah pada saat subjek terkena masalah.

Communication is the most important thing in life, because by communicating we can exchange ideas and encourage one another. However, there are some individuals who cannot communicate well because they have an inability to hear or are called deaf. Individuals who suffer from hearing impairment certainly have difficulty understanding what others are saying, but there are deaf students who are active and able to have achievements at the national level. The student named Lailatul Risma Sholichah, who in 2016 won the national poster competition. In addition, he is also an active student in the class and often participates in other competitions. This study will discuss how the communication carried out by students with high performance hearing impairments with those closest to them includes teachers, peers, parents, siblings and brother-in-law. This research is a type of qualitative research using a case study approach. The type of this research is exploratory research which is to explain deeply about students' interpersonal communication with teachers and friends at school and their families. From the results of the study note that interpersonal communication with people around is good enough to have a significant impact on the development of learning and motivation for Laylatul Risma Sholichah until finally becoming an outstanding student. The role of the teacher in school is both as an educator and as a motivator. The role of peers is both a motivator and a buffer when problems arise in their friendship. The role of parents at home is as an educator as well as a supporter in the activities followed by students. The role of siblings is as an educator as well as control of the activities carried out by the subject, while the role of the brother-in-law is as an intermediary when the subject is in trouble.

References

Liliweri, Alo. 2015. Komunikasi antarpersonal. Jakarta: Kencana premedia grup

Suranto AW, 2011. Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Graha Ilmu
Kurniawati, Nia Khania. 2014. Komunikasi Antar Pribadi konsep dan teori dasar, Yogyakarta: Graha Ilmu
Hidayat, Dasrun. 2012. Komunikasi Interpersonal dan medianya. Yogyakarta. Graha Ilmu
Malhotra, Naresh K. 2005. Riset Pemasaran : Pendekatan Terapan. Edisi ke-4. Jilid 1.
John W. Cresswell, 2015. penelitian kualitatif & desain riset memilih diantara lima pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Supratiknya.1995. komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta Kanisius
Djamarah ,Syairul Bahri. 2014. Pola asuh orang tua dan komunikasi dalam keluarga. Jakarta: PT.Rhineka Cipta
Jurnal Ramdhani, Rio. 2013. Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak Dalam Membentuk Perilaku Positif Anak Pada Murid SDIT Cordova Samarinda. Samarinda: Universitas Mulawarman.

Downloads

Published

2020-06-20